Jumat, 13 Februari 2009

Fasilitator: M. Nur Uddin


Uddin: Setelah Munas ada Rapim maksimal 6 bulan kedepan untuk membuat Renstra yang pernah disusun di Ponpesnya Gus Dur. Tentang cerita keberhasilan, petani memiliki produk terseleksi yang akan dikembangkan. Misal Bina Tani punya produksi jagung siapa yang mau beli, Pak Dakir punya mangga kering. Di Pontianak membutuhkan cabe kering 500 kg per 2 hari membutuhkan internal control system yang harus dikembangkan organisasi tani. Pak Sambito mengirim buah duku ke Kramat Jati dari PPJ. Veco punya isu besar masalah pangan terutama beras. API menawarkan program ke Agriterra tentang profilling. Salah satu mitra Agriterra adalah HPSP dari Kedutaan Belanda. Keberhasilan tidak ditentukan Seknas melainkan organisasi tani bisa menyusun programnya.

Rifai: Anggota API yang tercatat ada 150.000 orang. Bila itu semua makan beras berapa banyak yang dibutuhkan. Harapannya potensi yang besar ini bisa termanfaatkan untuk saling bertukar informasi pasar. Di Sumbawa ada lembu dan madu, di Palembang ada Nanas, Kediri ada benih jagung, Batu ada apel. Kita bisa melihat kemungkinan adanya kerjasama yang menguntungkan antar petani. Dengan rantai distribusi ini keuntungan tidak keluar dari lingkaran kita dan bisa saling membantu. Diantara kita ada produk terseleksi silahkan menyampaikan.

Uddin: Penyelesaian konflik agraria tidak dikesampingkan cuma proporsinya dikurangi.

Ust. Aminullah: Saya minta penjelasan potensi produk petani. Saya siap jadi agen penjual di Sulawesi. Masalahnya sekarang perusahaan hanya mau membeli jagung saja. Produk pertanian disana mau dijual kemana.

Nardi: Kami dari SPTM di Malang Selatan ada beberapa organisasi yang mendukung API. Selama ini kami berkejasama dengan API banyak hal yang sudah dibangun seperti sistem pertanian organik untuk tanaman kopi. Petani ingin mengubah agar cara bertani organik dan berkelanjutan. Kami sedang mempersiapkan tempat untuk depo organik. Ini ada kaitannya dengan program Kementerian Desa Tertinggal. Kalau ini sudah sukses diterapkan di daerah basis kami bisa membantu di daerah Bapak untuk penanamannya sampai pasarnya. Potensi di masig-masing serikat beraneka ragam perlu ditonjolkan. Salah satu petani lebah di Kecamatan Tumpang sampai ada 2 ton madu yang bisa dikunjungi untuk belajar. Setelah ini jangan terlalu masuk kedalam konflik yang terlalu berkepanjangan nanti ekonominya bisa rapuh. Jadi ekonominya kuat dan konflik bisa selesai. Di daerah kami ada 2 komoditas andalan yaitu kopi robusta dan nilam. Titip pesan di daerah dataran tinggi agar bisa dibudidayakan kentang putih dan ketela pohon yang warnanya kuning.

Mudzakkir: Kalau kita akan bicara konsep pasar itu mudah saja. Kita sudah punya produk tinggal bagaimana mulai distribusi pasarnya. Kalau sudah bicara bisnis bicara untung rugi. Saya produksi rokok jiduran ke Lumajang tapi kawan-kawan tidak bisa menyalurkan dan menjual. Tidak usah modal asal percaya saja.

Dawud: Misalnya Pak Ustad kesulitan menjual jagung kalau Kediri dikontak siap. Kalau jaraknya jauh kita minta banyak untuk menutupi biaya transportasi. Sebenarnya Kediri sudah mulai. Hari ini kita menghidupi organisaasi tapi suatu saat organisasi harus bisa menghidupi kita, ini realita. Bina Tani kemarin sudah mulai mencoba akses pasar. Saat Pak Sambito pesan jagung 15 ton sebenarnya kita sudah mencoba membuat konsep. Kalau kita dapat akses pasar dari API kita harus punya kontribusi ke serikat dan API. Tapi ini masih belum bisa jalan. Saya berharap nantinya kita bisa memperkuat organisasi dari sisi ekonomi.

Yani: Proses Munas sudah selesai. Tentang produksi dan pemasaran langkah pertama melakukan pendataan mengenai produk unggulan dan produksinya berapa. Ini mempermudah kontak person. Kemudian sistemnya dibuat dan jangan sampai muncul bisnis personal, ini harus dijaga. Bagaimana membangun bisnis tingkat lokal sampai nasional. Yang dibangun ekonomi kerakyatan, misalnya koperasi. KWD Koperasi Warga Desa di tingkat desa, di tingkat kecamatan ada koperasi sendiri seperti di SPP. SPP juga membuat semacam mini market di kecamatan yang akan menjual produk-produk pertanian. Di SPP sudah melakukan pengembangan bibit kentang, karet dan coklat, ada juga sayu mayur, cabe, minyak akar rawit dan tanaman palagung lainnya.

Don Boru: Sudah ada produk-produk tinggal bagaimana konsep distribusinya. Kita tinggal membangun sistem pasar yang benar-benar berpihak pada petani. Modal bukan uang tapi sistem yang dibangun.

Kalmi: salah satu cara untuk meningkatkan derajat petani adalah berkelompok. Saya 6 tahun di koperasi ada juga kelemahan-kelemahan. Says setuju namanya KWD. Kalau dibatasi gerak koperasi akan terbatasi supaya lebih baik namanya koperasi saja atas tidak ada batasan. Kalau bicara pasar itu bisnis, bisnis harus terkonsep. Itu kayaknya mudah tapi tidak semudah itu karena kita berhadapan dengan orang-orang profesional. di Thailand dan Filipna sudah ada kesadaran orang berlomba-lomba pada mutu. Ketika kita ngirim kita satu nama API. Kalau hanya satu orangyang berbuat bisa hancur kita. Kita harus tahu keadaan API sekarang. Kita mulai hal-hal kecil dan menimba pengalaman. Kalau dari kelompok kita sosialnya uga kita tekankan tidak hanya bisnisnya. Seperti dalam Reforma Agraria kalau takut-takut jangan berani, kalau berani jangan takut-takut.

Sambito: Saya membagi pengalaman tentang kegagalan. Watak kita adalah watak malu, kalau gagal kita malu. Pernah bangun jaringan pasar dengan teman-teman LSM itu gagal karena ini dianggap berasnya funding. Waktu saya di API di Taiwan minta gaplek itu gagal karena kita tidak memenuhi standar. Maka kita perlu data produksi yang mampu melayani pasar, kedua kualitas. Terakhir duku dengan PPJ itu gagal total 1 rit karena kualitasnya tidak dijaga. Kejujuran harus seimbang. Pernah ada permintaan jagung. Jagung yang baik kadar airnya 15% sementara di petani rata-rata 20%. Saya sarankan ke Ketua Dewan Tani dan Sekjen lembaga ekonomi diadakan sendiri. Kedepan kita jangan sampai gagal.

Uddin: Ini menjadi catatan bagi Seknas untuk menyusun strategi program 2009-2012 tentang penataan produksi dan akses pasar. Kita punya modal 10 juta untuk sekolah pembenihan padi di Indramayu selama 2 minggu.

Adil (Veco): Mulai di Veco Jakarta Oktober 2008. selama ini lebih banyak di bidang perburuhan, baru sekarang di pertanian.

Sambito: Ada petani yang mengira bayar iuran berarti akan dibagi tanah. Ini perlu pemahaman pentingnya tanah.

Mudzakkir: Bagaimana ikan yang paling kecil di laut tidak bisa dimakan paus bila tidak berpisah. Ikan kecil memberi pelajaran kalau kita berjalan harus bergerombol.

Diposting oleh Aliansi Petani Indonesia Senin, 21 Juni 2010

Subscribe here

Dokumentasi