Kenaikan harga beras di akhir tahun (November-Desember) ini tidak menjadikan petani untung, Justeru para spekulan yang banyak mengambil kesempatan. Bulan ini merupakan masa tanam di berbagai daerah, sebagaimana kita ketahui, sistem lumbung di petani sudah menghilang. Petani selalu menjual langsung hasil panennya dengan sistem tebasan, dikarenakan kebutuhan uang tunai untuk menggarap sawah pada musim tanam berikutnya. Tentunya pada saat kenaikan harga saat ini justeru petani harus membeli beras dengan mahal. namun pada saat panen raya harga-harga gabah sangat murah.

Memang kenaikan harga ini disinyalir dipicu oleh turunnya produksi akibat perubahan iklim dan banyaknya hama penyakit, tetapi seharusnya pemerintah melakukan proses antisipatif terhadap kondisi ini sehingga tidak menyebabkan harga beras melambung tinggi. Dalam hal ini peran lumbung pangan atau koperasi tunda jual merupakan jawaban untuk menjaga stok pangan di daerah-daerah.

Ada hal yang harus dicermati, kenaikan harga ini juga disebabkan aksi para spekulan menjelang ditetapkannya inpres perberasan, dimana hampir dipastikan tiap awal tahun pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP). Hal ini menyebabkan para spekulan memborong beras dan ditimbun untuk dijual pada awal tahun 2011. Dalam hal ini seharusnya pemerintah harus segera berkoordinasi dengan pedagang beras untuk tidak melakukan aksi penimbunan. Pemerintah harus melakukan pengawasan secara ketat, jika hal ini dibiarkan maka kejadian ini akan selalu berulang diakhir tahun berikutnya.

Diposting oleh Aliansi Petani Indonesia Minggu, 28 November 2010

Subscribe here

Dokumentasi